Aduh Sampah di Pasar Baru Kranji Menumpuk dan Bau, Kawali; Menimbulkan Bau yang tidak Sedap dan Tercemarnya Kandungan Air Bawah Tanah -->

Header Menu

Advertisement

Aduh Sampah di Pasar Baru Kranji Menumpuk dan Bau, Kawali; Menimbulkan Bau yang tidak Sedap dan Tercemarnya Kandungan Air Bawah Tanah

Redaksi
Kamis

Penulis: Yessi

Pasar Baru Kranji, Bekasi Selatan Kota Bekasi

GIBASNEWS - Miris melihat kondisi lingkungan pasar baru Kranji Kota Bekasi yang terlihat tumpukan sampah sampai-sampai aroma sampah keluar menyengat.

Melihat kondisi tersebut menjadi perhatian Koalisi Kawal Lingkungan Hidup Indonesia Lestari Bekasi Raya (Kawali Bekasi Raya).

Ketua Kawali Bekasi Raya Yopi Oktavianto mengatakan, penanganan sampah di Pasar Baru Kranji dinilai kurangnya sosialisasi dan edukasi dari pengelola Pasar ke para pedagang tentang bahaya sampah yang menumpuk.

"Dampak dari penumpukan sampah akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan tercemarnya kandungan air bawah tanah seperti di Kali Pasar Baru Kranji, airnya pekat menghitam. Selain itu akan dihantui dengan penyakit lain yang disebabkan oleh tumpukan sampah," kata Yopi.

Lebih lanjutnya Yopi menjelaskan, penanganan sampah di Pasar Baru Kranji menjadi catatan Kawali dalam upaya pengurangan penumpukan sampah, diantaranya;

"Pertama, pengelola Pasar perlu mengadakan sosialisasi dan edukasi ke pedagang pasar terkait bahaya penumpukan sampah serta budaya hidup 4R yaitu reuse, reduce, recycle, dan replace.

Kedua, menambahkan tempat sampah yang bermodel organik dan non organik di beberapa titik, agar bisa ada pemilahan sampah sebelum diangkut oleh truk pengangkut sampah ke TPA.

Ketiga, melakukan kerjasama ke penggiat lingkungan untuk bisa menciptakan terobosan yang positif dalam pengurangan sampah di Pasar.

Dan keempat, sistem kumpul angkut buang yang kini dilakukan oleh pihak pasar harus diganti menjadi pilah kumpul olah."

Tak hanya itu ia mengatakan, tujuannya melenyapkan gunung-gunung sampah, jika dibiarkan akan menimbulkan malapeta sampah.

Sementara, Kepala UPTD Pasar Baru Amas saat dikonfirmasi terkait tersebut ia mengakui soal terhambatnya penanganan sampah dilingkungan Pasar karena keterbatasan atau minim armada.

"Sehingga tidak seimbang antara volume sampah yang dihasilkan dengan armada yang disediakan, sifatnya free line saja, kalau rutin sangat terbatas," kata Amas, Rabu (29/04/20) kepada GIBASNEWS di kantornya.