Gibasnews.com, BEKASI - Puskesmas Bintara Perkuat Skrining Remaja Putri: Deteksi Dini Anemia hingga Thalassemia untuk Cegah Stunting dan Persiapkan Generasi Masa Depan
UPTD Puskesmas Bintara terus memperkuat upaya promotif dan preventif melalui program skrining kesehatan bagi remaja putri di wilayahnya. Tahun 2025, puskesmas ini menggelar serangkaian kegiatan skrining anemia dan thalassemia yang menyasar seluruh siswi kelas 7 di sekolah-sekolah wilayah Bintara, sekaligus edukasi kesehatan di ruang publik.
Kegiatan ini dimulai dari skrining anemia pada September 2025 yang dilaksanakan di sejumlah SMP. Dari 331 remaja putri yang diperiksa, ditemukan 102 siswi memiliki kadar HB di bawah 12. Temuan tersebut menjadi dasar untuk melanjutkan skrining thalassemia pada November 2025. Hasilnya, 9 siswi teridentifikasi sebagai thalassemia minor.
“Thalassemia adalah kelainan genetik bawaan yang paling sering ditemukan pada gangguan hemoglobin. Deteksi dini sangat penting agar anak-anak ini terpantau kesehatannya sejak dini,” jelas Kepala UPTD Puskesmas Bintara, dr. Hani SP Wijaya, Minggu (30/11).
Selain skrining di sekolah, Puskesmas Bintara juga hadir dalam kegiatan Car Free Day (CFD) Kota Bekasi pada November 2025, memberikan edukasi dan konseling bahaya anemia kepada remaja putri dan masyarakat umum. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko anemia, kaitannya dengan kesehatan reproduksi masa depan, hingga potensi stunting pada keturunan di kemudian hari.
Berpadu dengan Semangat HKN ke-61
Skrining kesehatan yang dilakukan Puskesmas Bintara sejalan dengan semangat Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang digelar Pemerintah Kota Bekasi pada 30 November 2025. Plaza Patriot pagi itu dipadati ribuan warga yang mengikuti fun run, senam massal, layanan kesehatan gratis, dan pameran inovasi fasilitas kesehatan.
HKN tahun ini mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat”, dengan penekanan pada penguatan layanan primer dan percepatan digitalisasi kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, drh. Satia Sriwijayanti Anggraini, menegaskan bahwa layanan primer menjadi ujung tombak dalam menghadapi tantangan kesehatan masa kini.
“Penguatan layanan primer bukan sekadar fasilitas, tetapi komitmen tenaga kesehatan, penggunaan teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi aktif masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, pemerintah juga mendorong penggunaan Satu Sehat Mobile, platform rekam medis elektronik nasional yang dinilai mampu mempercepat integrasi data kesehatan.
Puskesmas Bintara: Menjaga Kesehatan Keluarga, Bukan Sekadar Tempat Berobat
Di sela kegiatan HKN, dr. Hani SP Wijaya menegaskan bahwa Puskesmas Bintara terus memperkuat perannya sebagai pusat edukasi dan pencegahan, bukan sekadar fasilitas pengobatan.
“Puskesmas adalah penjaga kesehatan keluarga. Kami hadir untuk mencegah penyakit sejak awal, memastikan anak-anak tumbuh dengan baik, dan mendampingi keluarga menjaga kesehatan,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa skrining anemia dan thalassemia menjadi langkah strategis untuk:
- Deteksi dini anemia pada remaja putri
- Mencegah dampak kesehatan jangka pendek
- Mempersiapkan kesehatan reproduksi masa depan
- Mencegah risiko stunting pada generasi berikutnya
- Deteksi dini thalassemia sebagai penyakit bawaan
Terkait digitalisasi, dr. Hani juga menyampaikan bahwa Puskesmas Bintara aktif mendorong warga menggunakan aplikasi Satu Sehat Mobile.
“Dengan data yang terintegrasi, pelayanan menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien,” ujarnya.
Sebelum menutup, ia mengajak masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
“Jika masyarakat peduli, puskesmas kuat, dan pemerintah hadir, maka generasi sehat bukan hanya slogan. Itu masa depan yang bisa kita wujudkan,” tegasnya.

