Gibasnews.com, BEKASI - Kota Bekasi menghadapi krisis kekurangan guru yang kian mendesak. Data terbaru menunjukkan, saat ini terdapat kekurangan sekitar 1.400 guru, dan angka ini diproyeksikan melonjak menjadi 2.400 guru pada 2026 seiring banyaknya tenaga pendidik yang memasuki masa pensiun.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Ahmadi Madong, mengungkapkan bahwa persoalan ini merupakan pekerjaan rumah besar yang membutuhkan solusi cepat dan kolaboratif.
“Tidak bisa pemerintah menyelesaikannya sendiri. Harus ada kolaborasi dengan organisasi, kampus, dan berbagai pihak lain,” tegas Ahmadi dari Fraksi PKB, dikutip Rabu (19/11/25).
Sebagai langkah konkret, DPRD Kota Bekasi mendorong terobosan melalui program magang mengajar bagi mahasiswa. Kerja sama telah dijalin dengan sejumlah universitas, seperti UNISMA Bekasi dan Universitas Padjadjaran Bandung, untuk menempatkan mahasiswa pendidikan sebagai tenaga pengajar sementara.
Ahmadi memaparkan mekanisme program tersebut. “Mereka akan mendapat honor sekitar lima ratus ribu rupiah per bulan dan sertifikasi pengalaman mengajar yang bisa digunakan setelah lulus,” jelasnya.
Program yang dijalankan melalui MoU selama enam bulan ini dirancang sebagai solusi jangka pendek yang kreatif. “Saat masa libur, mereka fokus membantu di sekolah. Ini langkah kreatif untuk mengatasi kekurangan guru tanpa melanggar aturan Kemendikbud,” pungkas Ahmadi.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi penahan laju krisis sekaligus menjaga mutu pendidikan di tengah tantangan kekurangan guru yang semakin kompleks.
